Kesehatan Ibu dan Anak

Umumnya gadis dewasa mengalami menstruasi ketika menginjak usia 15 tahun, atau 2 hingga 3 tahun sehabis payudaranya berkembang untuk pertama kalinya. Jika di ketika menyerupai itu belum juga mengalami menstruasi, penting bagi orangtua untuk membawanya ke dokter. Sebab, dapat saja itu mengambarkan bahwa anak gadisnya tidak mempunyai leher rahim, yang menciptakan darah menstruasinya tertahan. Sebenarnya, kapan waktu yang pas bagi orangtua atau anak wanita itu sendiri menemui dokter, untuk berkonsultasi mengenai menstruasi yang dialaminya? Dikutip Medicine Net , Minggu (24/11/2013), di bawah ini ada waktu yang pas buat Anda menemui dokter dan menanyakan seputar menstruasi Anda belum juga menstruasi untuk pertama kali di usia 15 tahun Anda belum juga menstruasi dalam waktu 2 hingga 3 tahun sehabis pertumbuhan payudara dimulai, atau kalau payudara belum mulai tumbuh pada usia 13 tahun Periode tiba-tiba berhenti selama lebih dari 90 hari Menstruasi Anda menjadi san

Percaya atau tidak melaksanakan kekerabatan intim dikala si perempuan menstruasi bisa memperlihatkan sensasi yang luar biasa. Memang, di beberapa kepercayaan masih menganggap hal menyerupai ini tabu. Menurut survei di MensHealth, yang dikutip Rabu (27/11/2013) lebih dari tiga per empat laki-laki menyampaikan bahagia melaksanakan seks dikala menstruasi, meski 54 persen hanya akan melakukannya dengan istrinya. Lantas mengapa seks dikala haid bisa lebih menggelora? Menurut Penulis `The Hormone Cure`, Sara Gottfried, M.D., estrogen Anda berada pada level rendah dikala mulai menstruasi, tapi selama seminggu kadar estrogen meningkat, begitu pula dengan testosteron sehingga menciptakan perempuan gampang terangsang. "Untuk beberapa wanita, getaran untuk melaksanakan sesuatu yang terlarang atau tak lazim menciptakan mereka lebih terangsang selama masa menstruasinya," kata Gottfrien. Dengan kata lain, seks dikala menstruasi menciptakan situasi bergairah. M

Tingkat penderita diabetes di China melonjak tajam. Inilah yang menciptakan peneliti berjuang menemukan langkah pencegahannya. Hasilnya, kopi menjadi minuman yang dapat menurunkan risiko diabetes. Penelitian ini dilakukan ilmuwan di Qingdao University, China, dengan menganalisa 26 penelitian wacana kopi dan diabetes tipe 2, yang melibatkan 1 juta peserta. Peneliti menemukan, responden yang minum kopi paling banyak 30 persen lebih rendah terjangkit diabetes dibandingkan yang minum paling sedikit. Hasil penelitian ini diterbitkan European Journal of Nutrition pada October ibarat dikutip Shanghaiist, Minggu (24/11/2013). Penelitian tersebut mengaitkan kurangnya risiko diabetes dengan kafein yang menurunkan berat tubuh dan mempercepat metabolisme tubuh. Dua faktor itulah yang mengurangi seseorang berbagi diabetes tipe 2. Ahli Gizi Amerika Serikat Steven Zodkoy, menyampaikan belum terang mengapa kopi mengurangi diebetes. Tapi ia menghubungkannya dengan kafein. Dan kopi